Possitive Mental Attitude
Do what you love as long as it’s positive, don’t forget about GOD . . . .Keep smiling.

Senin, 11 Oktober 2010

HARAPAN ADALAH PENGINDAH DAN PENGUAT

Kita tidak mungkin bertenaga jika kita tidak memiliki harapan yang baik mengenai apa yang mungkin kita capai di masa depan.

Mungkin itu yang menjelaskan mengapa orang yang tidak menetapkan harapan yang baik di hatinya, menjadi mudah letih badannya, dan mudah patah hatinya.

Dia yang berhati hampa dari harapan, akan merasa bahwa keberhasilan adalah hak untuk yang terlahir dalam keberuntungan, bahwa keberhasilan adalah hak bagi mereka yang tiba-tiba pandai, hak bagi yang tiba-tiba dapat undian, atau keberuntungan bagi yang tiba-tiba dibantu dengan mudah dan tanpa syarat.

Pernahkah Anda mendengar orang yang mengkritik nasehat yang baik baginya, karena dia mensyaratkan bahwa sang penasehat harus pernah se-miskin dirinya?

Mungkin dia melihat semua orang kaya, sebagai yang tiba-tiba kaya; dan yang miskin akan selalu miskin.

Padahal,


" Kemiskinan adalah pendidik yang terbaik "

Keadaan apakah yang lebih mendidikkan penghematan, yang memaksakan kreatifitas, yang meramahkan pendekatan, yang mengkhusukkan doa, yang menyungguhkan upaya, dan yang mendalamkan kesyukuran?

Dengannya,


Kemiskinan yang disyukuri sebagai pelajaran, yang diikhlaskan sebagai pensahaja diri, dan digunakan sebagai pengutuh kesungguhan kerja, akan menjadikan kita pribadi yang anggun dalam kekayaan.


HARAPAN ADALAH PENGINDAH DAN PENGUAT


Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan yang sederhana, sebagai syarat bagi pencapaian dari yang besar dan yang sulit.

Harapan …

Alangkah mulia Tuhan yang menciptakan harapan sebagai penghubung yang nyata antara jiwa kita dengan-Nya.

Marilah kita tetapkan di hati baik kita, bahwa …

Sesedikit dan sekecil apa pun sebuah harapan itu, ia tetap sebuah harapan.

Karena,

Tidak ada keberhasilan sebesar apa pun yang tidak bisa dicapai melalui harapan, walau sekecil apa pun harapan itu.

Maka, sebetulnya …

Harapan adalah penghubung antara sepedih-pedihnya keadaan dengan seindah-indahnya kesyukuran.

...........


Sahabat saya yang baik hatinya,

Harapan di hati baik Anda itu, adalah pengindah doa-doa Anda, pengindah wajah Anda, pengindah suara Anda, dan pengindah sentuhan Anda.

Harapan di hati teguh Anda itu, adalah penguat kesungguhan Anda, penguat pendapat Anda, penguat permintaan Anda, dan penguat upaya Anda.

Harapan di hati utuh Anda itu, adalah pengindah pribadi Anda, dan penguat peran Anda bagi kebaikan sesama.

Harapan di hati mulia Anda itu,
adalah yang menjadikan Anda kekasih Tuhan
yang dibebaskan dari kesalahan-kesalahan masa lalunya,
yang dijaga dalam perjalanan yang lurus,
yang dikuatkan untuk melakukan yang tidak biasanya mampu dilakukan oleh orang lain,
yang dimudahkan untuk merampungkan tugas-tugas besar,
yang disahabatkan dalam pergaulan dengan calon-calon penghuni surga,
dan yang ditata keindahan kehidupannya di dunia –
sebagai awalan rasa dari kehidupannya di surga.

Amien …

Maha Suci Tuhan yang meluluhkan hati yang kaku.
Maha Penyayang Tuhan yang menghaluskan hati yang kasar.
Maha Pengasih Tuhan yang melembutkan hati yang pemarah.
Maha Pemaaf Tuhan yang menjernihkan hati yang kusam.
dan
Maha Mulia Tuhan yang membangkitkan jiwa yang putus asa.

Dan semoga kita menjadi jiwa-jiwa yang diutamakan penyelamatannya,
karena keikhlasan kita untuk tetap berharap kepada Tuhan.

JALAN YANG ANDA PILIH, MENENTUKAN YANG ANDA TEMUKAN


Ada sebuah pepatah Afrika yang menyatakan bahwa,

Tidak akan ada bekas-bekas sapi di mana sapi tidak lewat.

Sehingga, seseorang yang memilih jalan yang tidak berisi kebaikan, hanya akan menemukan kegelisahan dan kegusaran dalam kehidupan yang hampa dari kebaikan.

Sehingga, dia yang memilih pekerjaan yang tidak menghargai karyawannya, hanya akan mengeluhkan rendahnya bayaran dan penghargaan, walau seperti apa pun baiknya dia bekerja dan mengabdi.

Sehingga, orang yang mengeluhkan hasil dan penghargaan yang diterima dari pekerjaannya, harus memeriksa ketepatan pilihan pekerjaannya, dan berlaku tegas memperbarui pilihannya – jika itu yang harus dilakukannya.

Sehingga, orang yang merasa tidak tumbuh dan menjadi semakin jauh dari kedamaian di dalam pergaulannya, harus dengan tegas mengeluarkan dirinya dari pergaulan-pergaulan yang tidak menjadikannya lebih baik, lebih kuat, dan lebih mampu.

Marilah kita ikhlaskan diri untuk menerima, bahwa

Yang kita temukan, hanya sesuai dengan jalan yang kita pilih.

………..

Sahabat-sahabat saya yang hatinya baik,

Sebagian dari kita sudah berada dalam perjalanan yang tepat, sehingga yang ditemuinya dan yang didapatkannya adalah hadiah-hadiah baik bagi mereka yang memilih berada dalam perjalanan yang baik.

Tetapi, tidak sedikit dari kita yang sedang mengeluhkan kecilnya penghargaan kehidupan, dan kurangnya kekuatan yang dimilikinya untuk membangun sebuah kehidupan yang mampu dan damai.

Jika saja kita bersedia untuk berpikir sederhana, kita akan segera mengenali bahwa

Kita tidak akan menemukan yang kita idamkan, jika kita bekerja dan berjalan di jalan yang tidak menyediakan yang kita idamkan.

Ingatlah, bahwa

Jalan idaman adalah jalan tersedianya idaman.

Yang selain itu adalah jalan yang berisi keluhan mengenai tidak adanya imbalan yang sesuai untuk tenaga dan waktu yang kita sumbangkan.

Maka marilah kita ikhlas menerima, bahwa

Jalan yang Anda pilih, sangat menentukan apa yang Anda temukan dalam perjalanan itu.

Maka pilihlah jalan yang di dalamnya terletak hadiah-hadiah bagi upaya-upaya baik Anda. Beranikanlah diri Anda.

Tuhan adalah pemangku dari semua ragu dan takut di hati Anda.

Dengannya, bertindaklah berani dalam ketakutan Anda.

Karena, keberanian adalah penunjuk tingkat iman.

Kamis, 07 Oktober 2010

KETEGASAN ADALAH KASIH SAYANG YANG KUAT


Sahabat saya yang baik hatinya,

Marilah kita berhati-hati dan bersikap tegas terhadap daya tarik dari kesenangan-kesenangan sementara. Karena, kesenangan sementara berperan menarik perhatian, merampas waktu, dan memboroskan tenaga kita untuk hal-hal yang tidak akan menjadikan kita lebih mampu.

Jutaan orang di dunia, setiap tahun, menjadi lebih tua tanpa menjadi lebih mampu – karena mendahulukan kesenangan-kesenangan sementara. Dan Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan kepada mereka sebuah tanda, yaitu ketidak-damaian.

Ketidak-damaian adalah tanda penuh kasih yang secara khusus ditujukan kepada jiwa-jiwa baik yang sedang mendahulukan kesenangan sementara.

Dan kepada kita, orang tua dan pendidik yang super,
semakin besar keyakinan kita atas kebenaran yang kita nasehatkan, harus semakin tinggi kualitas kesabaran kita.

Karena sesungguhnya, dalam menasehatkan yang baik – tugas kita bukanlah untuk menjamin terjadinya perubahan kepada yang membutuhkan perbaikan, tetapi apakah kita telah berupaya menjadi penyampai nasehat dengan cara yang se-pengasih mungkin.


Perubahan kualitas hidup seseorang sepenuhnya adalah hak Tuhan.

Jika keluhan kita penuh berisi ketidak-nyamanan, kekurangan, kesulitan, dan keterbatasan dalam hidup – akan indah sekali jika kita menengadahkan wajah, membuka telapak tangan, dan melamatkan ratapan hati kita ke langit – ke arah kerajaan langit yang sistem pemerintahannya di tata dalam keterhubungan langsung antara setiap jiwa dengan Tuhan-nya Yang Maha Berkuasa.

Ya ..., langsung - antara satu jiwa dengan Tuhan-nya.

Dan,

Untuk setiap jiwa yang sedih, Tuhan Yang Maha Mendengar sedang menanti ketulusan keluhannya, yang termasuk mengakui perannya sendiri dalam mendekatkan dirinya dengan yang menyedihkannya.

Untuk setiap jiwa yang merasa diperlakukan tidak adil, Tuhan Yang Maha Adil sedang menanti pengertiannya untuk ikhlas menerima keadaan yang diijinkan oleh Tuhan untuk terjadi, dan juga berlaku adil kepada sesama dan kepada Tuhan.

Untuk setiap jiwa yang marah, Tuhan Yang Maha Perkasa sedang menanti keterbukaannya bahwa kemarahannya adalah tenaga yang harus digunakan untuk memindahkan dirinya sendiri dari sikap-sikap dan cara-cara yang memarahkan, dan naik kelas ke keadaan-keadaan yang lebih baik.

Untuk setiap jiwa yang pedih karena perendahan oleh orang lain, Tuhan Yang Maha Memuliakan akan menemaninya dalam perjalanan tenggelam dalam kesedihannya, menemuinya di dasar kesedihannya, dan dengan penuh kasih akan menyisipkan kekuatan yang magis kedalam pikiran, hati, dan otot-ototnya untuk bangkit dan menghadapi perendahan dengan gagah berani - sebagai jiwa yang berhak bagi kemuliaan, yang menyandarkan harapannya bagi kemuliaan diri hanya kepada Tuhan Yang Maha Mulia.

Dan untuk setiap jiwa yang hampir menyerah, Tuhan Yang Maha Penolong akan mendekatkan telinga dari jiwa yang hampir menyerah itu kepada suara-suara yang menasehati, menampilkan teladan baik bagi penglihatannya, dan memasukkannya kedalam pergaulan dengan orang-orang yang menyabarkan diri dan kemudian dimuliakan karena kesabarannya.

Jumat, 01 Oktober 2010

TIGA HAL YANG MENGAJAIBKAN KEHIDUPAN

Saya memohon untuk jangan pernah lupakan yang ini ya?,
sebagaimana telah ber-abad-abad diajarkan untuk keluhuran pribadi kita,
bahwa:


Wanita-wanita yang baik, adalah untuk lelaki-lelaki yang baik.
Lelaki-lelaki yang baik, adalah untuk wanita-wanita yang baik.

Sehingga, jika  mengidamkan pasangan hidup yang baik di masa depan, jadilah pribadi-pribadi yang baik.

Janganlah mengharapkan seorang pasangan yang ideal, dengan kebiasaan malas, menunda, dan mengeluh – yang menjadikan kita pribadi yang tidak ditengok oleh wanita atau lelaki yang baik.

Jika ada yang Anda keluhkan dari pasangan atau kekasih Anda, upayakanlah lebih dahulu – memperbaiki diri. Janganlah menuntut perbaikan pada orang lain, sebelum Anda memulainya sendiri.

Janganlah menunggu pasangan Anda untuk belaku lebih mesra, sebelum Anda bersedia untuk berlaku mesra.

Kemesraan bukanlah tanda kelemahan.

Kemesraan adalah kesediaan hati dari pribadi-pribadi yang besar, untuk memuliakan jiwa-jiwa penting dalam kehidupannya.

Dan seperti semua kualitas, kemesraan harus dimulai, dilatih, ditumbuhkan, dan dipelihara.

Apakah Anda pernah melihat pribadi-pribadi besar yang tidak mesra kepada pasangannya?

Hanya pribadi yang besar, yang hatinya mampu menjadi pelabuhan bagi semua ekspresi dari kasih sayangnya.

………..


“Tiga hal yang mengajaibkan kehidupan adalah:
kejujuran, kerja keras, dan upaya bagi kebaikan sesama.”

Kualitas hidup kita berbanding lurus dengan kualitas dari
keterlibatan kita dalam pekerjaan-pekerjaan yang produktif.

Kita hanya akan merasa pantas menginginkan sesuatu yang besar,
jika kita bekerja lebih jujur, lebih keras, dan lebih tulus
mengupayakan kebaikan bagi sesama.

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.
Bahkan untuk berharap pun, kita harus memantaskan diri.

Sulit bagi kita untuk mengharapkan sesuatu
yang tidak kita upayakan.

………..

Selasa, 28 September 2010

HIDUPLAH SEBAGAI JIWA YANG IKHLAS

“Setiap jiwa adalah jiwa kecintaan Tuhan
yang diturunkan ke alam kehidupan raga sebagai manusia
yang bertugas mewujudkan kemuliaan dari jiwanya
untuk mengindahkan kehidupan sesamanya
bagi keindahan hidupnya di surga.

Dan jiwa yang mampu memimpin dirinya sendiri
untuk keluar dari kekhawatiran, ketidak-tegasan,
penundaan, dan kemalasan,
memiliki semua potensi untuk memindahkan gunung.

Karena sesungguhnya,
kekuatan setiap jiwa dijamin oleh Sang Pencipta.

Maka marilah kita ingat kembali
pesan yang disampaikan pada hari kelahiran kita ...

Hiduplah sebagai jiwa yang ikhlas.”


Sahabat saya yang baik hatinya,

Tidak mungkin jiwa yang bertanya-tanya tentang haknya untuk hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan, tidak diberikan petunjuk.

Petunjuk itu telah diturunkan dalam pemberitahuan yang isinya tak mungkin ditemukan dalam karangan manusia, dan sebagian lagi ditempelkan pada penciptaan di alam ini – agar kita bebas mengamatinya.

Tetapi, tidak sedikit orang yang membutuhkan penyelamatan, adalah justru orang-orang yang mempersulit bantuan bagi kebaikannya sendiri.

Ada orang yang sudah diberikan kecerdasan untuk mengerti nasehat baik, tetapi hatinya yang pekat dengan keluhan – membuatnya segera bertanya:

Tapi khan nggak mudah Pak?
Itu khan teori?
Khan melakukannya nggak semudah mengatakannya?
Apakah Bapak sudah membuktikan?
Kalau orang susah seperti saya apa bisa?
Bapak belum pernah miskin kaya' saya ya?

Dan yang memilukan hati, adalah orang yang hidupnya masih belum mudah dan sedang terpinggirkan, tetapi saat mendengar nasehat baik yang bisa digunakannya untuk memperbaiki kehidupan, dia menyeletuk:

Ah … biasa aja tuh …

………..

Padahal, …
jika mereka memperhatikan,
jika kita memperhatikan,
jika jiwa ini memperhatikan …

Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebenaran-Nya.

Kebenaran Tuhan adalah untuk kemuliaan kita, dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan setelah kehidupan ini.

Maka, ….

Jiwa yang menerima Tuhan dengan seutuhnya sebagai pemimpin kehidupannya, akan dibenarkan kehidupannya dengan cara-cara yang indah.

Tetapi jiwa yang pelik dan ketil berhitung dalam keputusan yang tarik-ulur dalam menjadikan Tuhan sebagai pemimpin kehidupannya,
dan kadang-kadang mencoba perhitungan akal-akalan untuk menyiasati kewenangan Tuhan mengenai nasibnya,
akan tetap dibenarkan kehidupannya – tetapi dengan cara-cara yang tidak akan disukainya.

Sesungguhnya, …

Keikhlasan adalah gerbang keemasan yang memisahkan kehidupan yang bebannya harus kita pikul sendiri dan kehidupan yang bebannya dipukul bersama Tuhan.

Dengannya, inilah jawaban bagi dia yang bertanya,

Apakah ikhlas itu?

Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebenaran-Nya.

Bagaimana caranya untuk ikhlas?

Terimalah Tuhan dengan seutuhnya, bersama semua kebenaran-Nya.

Tetapi mengapakah ikhlas itu sulit?

Karena engkau memilih mempertahankan kebiasaan dan kesenangan mu yang tak akan memperkuat dan memuliakanmu, daripada memilih pikiran, sikap, dan perilaku yang ditetapkan oleh Tuhan sebagai jalan lurus menuju kedamaian dan kesejahteraanmu.

Apakah jaminannya bahwa hidup saya akan baik, jika saya ikhlas?

Tidak ada jaminan untuk keikhlasan, karena jaminan itu tidak diperlukan.
Yang ada adalah bukti, bahwa kurangnya keikhlasanmu telah melemahkan hidupmu.
Apakah kegelisahan hatimu tidak cukup menjadi bukti bahwa tidak ada kedamaian di luar keikhlasan?

………..


Dan sesungguhnya kita diberikan kemampuan berpikir,

untuk memilih yang memuliakan kita tanpa harus diperingatkan dengan rasa malu,
untuk mendahulukan yang harus dilakukan,
untuk meninggalkan yang tidak memuliakan,
untuk melakukan yang mudah saat ia masih mudah,
untuk memulai karena harus selesai,
dan untuk mencintai kebaikan karena hanya kebaikan yang membaikkan.

Janganlah kita akhirnya melakukan yang sudah lama dilakukan oleh mereka yang ikhlas.

………..


Sahabat saya yang baik hatinya,
yang kedamaian hatinya sangat diperhatikan oleh Tuhan

Marilah kita ikhlaskan diri untuk menjadi pribadi yang dekat dan taat kepada Tuhan; dan hidup dengan pikiran, sikap, dan perilaku yang menjadikan kita bermanfaat bagi kebahagiaan sesama.

Marilah kita memasuki gerbang keikhlasan jiwa,
yang menghubungkan kehidupan kita hari ini dengan padang rumput hijau di halaman taman pemuliaan hidup, yang namanya kebahagiaan itu.

Marilah kita mengindahkan wajah jiwa kita,
untuk bersama duduk-duduk,
atau berbaring di atas permadani rumput hijau,
yang sejuk dan lembut,
yang harum dengan aroma melati dan mawar,
yang akarnya dikayakan oleh kelembaban air suci,
dari aliran parit-parit kecil yang bening dan sesetia cermin permukaannya,
yang gemerciknya mengalunkan kidung kedamaian,
yang memantulkan keindahan biru dari langit yang lembut,
yang menggantung sebagai atap yang melindungi,
dengan kedalaman yang tak tertembus pandangan,
yang diterangi oleh sinar cemerlang yang tak menyilaukan,
yang menenggelamkan jiwa dalam alun mimpi yang setengah menidurkan,
dan yang menegakkan kesadaran dalam semedi yang agung.

Maha Indah Tuhan dalam kelembutan pemeliharaan-Nya.

Yang menjadikanku utuh dan cukup karena kebersamaanku dengan-Nya.

Engkau Tuhanku.

Aku ber-Tuhan.
Aku berterima kasih karena Kau ijinkan aku mengatakan, bahwa ...
Aku memiliki Tuhan.

Engkau lah yang memiliki semua,
maka sesungguhnya aku tak membutuhkan apa pun.

Aku hanya membutuhkan-Mu.
Karena, jika aku memiliki-Mu, aku memiliki semua.

Tuhan ku,
... amat dalam kecintaan ku kepada Mu
aku memohon ... dalam kerinduan ku untuk kelembutan kasih sayang Mu

... kasihilah aku.

... damaikanlah hatiku, indahkanlah wajahku, merdukanlah suaraku,
indahkanlah cara-caraku, baikkanlah hati sesamaku kepada ku,
kuatkanlah aku, mudahkanlah urusanku, baikkanlah rizki ku,
dan bahagiakanlah keluarga ku ...

Amien ...

...........


Duh …
seandainya pikiran ini tak dibatasi oleh bahasa …
alangkah indahnya kehidupan bagi jiwa yang bisa mengerti surga sebelum memasuki surga …

Sesungguhnya …
Tuhan tidak pernah menjadikan satu bahasa cukup untuk menggambarkan keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas,
agar kita meramahkan diri dalam mempelajari kelebihan sesama,
agar kita menerima perbedaan sebagai pengindah keberadaan,
dan semuanya itu …
agar kita menemukan cara untuk mengerti keindahan surga,
yaitu keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas.

Surga adalah keindahan kehidupan bagi jiwa yang ikhlas.

Maha Agung Tuhan dalam semua kebenaran-Nya.

………..


Sahabat saya yang hatinya dalam pemeliharaan Tuhan,
Berikut adalah dialog yang sering terjadi antara saya,
dengan jiwa saya:

………..


Jiwaku, … walaupun engkau dan aku ini – satu,
ini yang kuminta dari mu;

Wahai jiwaku, ikhlaslah.

Engkau dan aku berhak bagi keindahan hidup yang menjadi hak bagi jiwa yang ikhlas.

Maka, marilah kita berhenti hanya bertanya, tanpa bersungguh-sungguh mencoba.

Marilah kita berhenti mengharuskan Tuhan memenuhi syarat keraguan hati kita, sebelum kita ikhlas berupaya.

Marilah kita berhenti mensyaratkan semuanya mudah, sebelum kita bersedia berupaya.

Marilah kita berhenti meminta jaminan bahwa upaya kita akan dihargai oleh Tuhan, karena jaminan itu adalah kepastian bagi yang ikhlas.

Marilah kita berhenti menyalahkan Tuhan atas kelemahan-kelemahan kita, karena banyak orang yang tak sekuat kita – yang berhasil karena keikhlasannya.

Dan ini yang harus kita tetapkan sebagai kekuatan di hati kita, …

Agar kita memulai semua perjalanan menuju keberhasilan kita dari mana pun kita berada,
dengan modal apa pun yang sudah ada pada kita,
dan dengan sesegera mungkin,
dengan ketulusan dalam bekerja,
dan dengan keberserahan dalam menanti hasil dari upaya kita.

Bukankah kita mengetahui bahwa Tuhan Maha Perkasa dan Maha Kaya?

Maka terimalah ini dengan hatimu yang damai,
bahwa jika Tuhan cukup kau bahagiakan dengan kesungguhanmu,
Tuhan akan mencukupkan sekecil-kecil kekuatanmu,
untuk menyelesaikan sebesar-besar tugasmu.

Maha Besar Tuhan dalam kasih-sayang-Nya,
yang sangat mengasihi jiwa yang ikhlas.

Itu sebabnya, …
pribadi yang ikhlas - tampil lebih besar dari ukuran kemanusiannya,
dengan dia mudah melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh seribu orang,
yang mampu melihat yang tak terlihat,
yang bisa mendengar yang tak tersuarakan,
dan yang membatalkan peperangan hanya dengan menyentuh hati.

Jiwa yang ikhlas adalah jiwa yang sakti.

Itu sebabnya,
jiwa yang mampu memimpin dirinya sendiri
untuk keluar dari kekhawatiran, ketidak-tegasan,
penundaan, dan kemalasan,
memiliki semua potensi untuk memindahkan gunung.

Karena, jiwa yang ikhlas adalah jiwa yang sakti.

Tuhan mensaktikan jiwa-jiwa yang dikasihi-Nya.

………..
Sahabat saya yang mulia hatinya,

Ijinkanlah saya mencoba menyimpulkan, bahwa Anda tidak mungkin tidak ada dalam daftar jiwa-jiwa yang bersungguh-sungguh memuliakan kehidupannya, jika Anda tetap membaca sampai bait ini.

Hanya jiwa yang baik, yang mengenali upaya-upaya yang meminta ijin untuk membaikkan kehidupan.

Saya sangat terharu dan berhutang atas kebaikan hati Anda, dalam menghadiahkan diri bagi kebaikan sesama di ruang keluarga kita yang ramah dan santun ini.

Mudah-mudahan Tuhan segera membuka pintu-pintu rahmat di langit, agar tercurahkan rezeki yang menyejahterakan dan membahagiakan Anda dan keluarga tercinta.

Mudah-mudahan Tuhan menjadikan hari-hari libur yang indah ini sebagai masa penjernihan pikiran kita, masa pembeningan hati kita, dan masa pengindahan perilaku kita, agar kita bisa menjadi jiwa-jiwa ikhlas yang dicintai-Nya.

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya?, agar kita bisa berlatih menggunakan kesantunan pergaulan dari jiwa-jiwa yang sudah dibangunkan rumah-rumah indahnya di surga.

 by : Mario Teguh -

KARAKTER ADALAH KUALITAS PENARIK REZEKI

Tidak ada pemberi rezeki selain Tuhan Yang Maha Pengasih.

Dengannya, hanya jalan-jalan yang jujur dan yang menguntungkan orang lain-lah, yang menjadi penyalur rezeki kepada kita.

Tidak terdapat rezeki di jalan-jalan yang selain kebaikan.

Yang ada adalah illusi dari rezeki,
yaitu perasaan sudah mendapat uang - tetapi yang menjadikan orang lebih haus uang,
yaitu perasaan sudah berkuasa – tetapi yang akut ketakutan kehilangan kekuasaan,
yaitu perasaan sudah ternama – tetapi yang namanya ditempelkan kepada kepalsuan dan kemungkaran,
yaitu perasaan sudah kaya – tetapi yang tetap mencuri seperti khawatir tidak akan makan esok pagi.

………..


Sahabat saya yang hatinya baik,

Ada segumpal daging dalam diri kita ini, yang jika ia baik – maka keseluruhan diri kita menjadi baik.

Itulah hati.
 " Hati adalah tempat di sematkannya pendapat, tempat diolahnya perasaan, tempat diluncurkannya prasangka, dan tempat dibesarkannya kemuliaan. "

Jika hati ini baik, maka baiklah pendapat kita mengenai keadaan dan kejadian, maka baiklah perasaan kita mengenai kehidupan, maka baiklah prasangka kita kepada Tuhan dan sesama, dan besarlah kemuliaan yang diberkatkan kepada kita.

Dengannya, pribadi yang berhati baik adalah pribadi yang berkarakter baik.

dan yang ini sangat penting sekali, bahwa …


KARAKTER ADALAH KUALITAS PENARIK REZEKI.

Mengapa?

Karakter adalah kualitas penarik rezeki, karena berkarakter baik adalah sudah rezeki.

...........


Sahabat saya yang hatinya baik,
yang penuh harapan bagi rezeki yang besar yang menyejahterakan dan membahagiakan,

Siapa pun yang pertimbangannya baik, rezekinya baik.

Karena baginya, penghalang adalah perintah untuk menepatkan cara dan menambahkan tenaga.
Apakah Anda pernah mengagumi seseorang yang menjadi kaya tanpa upaya?

Tetapi, bagi yang hatinya lemah, penghalang adalah pemberitahuan untuk mengeluh dan menyalahkan keadilan kehidupan. Bahkan keberuntungan yang telah berbaring menyerah di hadapan seorang pengeluh, akan tampil seperti batu sandungan yang mengesalkan.

Keberuntungan yang minta gendong kepada orang yang malas, akan diperlakukan seperti sekarung puing buangan.

tetapi,

Musibah yang hinggap membebani pundak orang yang berkarakter baik, akan diperlakukan dengan ramah dan penuh pengamatan, yang kemudian ternyata menuntun kepada rezeki-rezeki besar yang memuliakannya.

Di manakah terakhir kali Anda melihat keberuntungan?

Dia berada di sekitar orang-orang yang bekerja keras membangun kehidupan yang baik.

Keberuntungan telah selalu ada dekat dengan Anda, ia hanya menjadi nyata saat Anda melakukan sesuatu yang membebaskannya dari alam rencana dan angan-angan.

Upaya adalah kekuatan yang membebaskan keberuntungan dari alam yang gaib, untuk hadir dalam kenyataan keseharian hidup kita.


Dengannya, sebetulnya semua pekerjaan adalah pekerjaan untuk memindahkan yang belum nyata ke kenyataan hidup kita.

Keberuntungan dan rezeki itu sudah lama ada, hanya belum tampil nyata.

Tugas kita bukanlah menjadikan keberuntungan dan rezeki itu ada. Tugas kita adalah berupaya, karena upaya kitalah yang menjadikan keberuntungan dan rezeki itu nyata.

Dan,

Keberuntungan dan rezeki itu tampil nyata dengan keramahan yang santun, kepada pribadi yang berkarakter baik, ... kepada kita yang berhati baik.

JIKA ENGKAU INGIN MENJADI PEMIMPIN, PERHATIKANLAH INI.


Jika engkau ingin menjadi pemimpin, jangan pernah mengabaikan keharusanmu untuk melayani bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan mereka yang kau pimpin.

Kedudukanmu bukanlah untuk kemapanan dan kedamaianmu saja.
Hanya merasa damai dan mapanlah, jika engkau telah berhasil menjadikan mereka yang kau pimpin hidup dalam kedamaian dan kemapanan.

Janganlah kerisauanmu hanya yang berkenaan dengan dirimu.



Engkau disebut pemimpin karena engkau menukarkan hak mu untuk merasa nyaman bagi kenyamanan orang banyak, engkau menomor-akhirkan tidurmu bagi kedamaian tidur mereka, dan engkau menunda istirahatmu agar yang paling kecil dari saudaramu itu – termudahkan upayanya untuk membangun kehidupan yang layak.


Jika itu yang mengisi pikiran dan hatimu, engkau akan berpendar dengan sinar kecintaan dari langit.

Jika hanya penyelamatan dirimu yang menjadi kegundahanmu, maka hanya kesantunan orang lain yang menjadi pelindung sementara bagimu.


Seorang pemimpin adalah pribadi biasa yang kesungguhannya tidak biasa dalam menjadikan dirinya pelayan bagi kebaikan hidup orang banyak.

………..

Dia membangun keberhasilannya melalui keberhasilan orang lain.

Rencana besar bagi keberhasilan seorang Pemimpin Jalan Keemasan terbuat dari rencana-rencananya bagi keberhasilan setiap individu yang berada dalam kepemimpinannya.

Banyak pribadi pada posisi kepemimpinan yang lupa bahwa mereka dianggap berhasil hanya apabila mereka menyebabkan peningkatan kualitas pada kehidupan anggota organisasi mereka, dan apabila mereka menyampaikan keuntungan bagi semua pemegang kepentingan mereka.

Anda - sebagai pemimpin dengan jalan keemasan - berupaya mencapai posisi kepemimpinan yang tertinggi bukan untuk menikmati kemudahan pada posisi itu, melainkan untuk menggapai tingkat kewenangan yang Anda butuhkan untuk mengharuskan ketaatan kepada nilai-nilai pelayanan atas semua anggota organisasi Anda.

Dia menjadikan dirinya seorang mahasiswa yang cemerlang pada akademi kepemimpinan yang bernama SITUASI.

Situasi adalah komponen pembentuk sejarah.

Seorang pemimpin dengan jalan kemasan mengetahui bahwa dengan mempelajari perilaku dari situasi, baik yang lalu maupun yang sedang dialaminya, dia akan mampu menghindari penalti dari terulangnya kesalahan, baik dari kesalahannya sendiri mau pun dari kesalahan orang lain.

Dengannya, dia bisa mencurahkan semua perhatian dan tenaganya bagi pelaksanaan terbaik dari praktik-praktik kepemimpinan yang telah terbukti membesarkan kehidupan, baik pribadi, organisasi, masyarakat, atau bangsa.

Baginya, semua keputusan yang ada dalam organisasinya adalah keputusan pribadinya.

Dari semua yang bisa didelegasikannya, dia tidak akan pernah mendelegasikan keputusan yang harus diambilnya dari posisi kepemimpinannya.

Dia mungkin bisa mendelegasikan sebagian besar dari tugas-tugasnya. Dia juga mungkin bisa memberdayakan bawahannya untuk membuat keputusan pada jajaran mereka, akan tetapi, dia mengetahui bahwa,

dia tidak dapat membebaskan dirinya dari penilaian negatif atas keputusan buruk para bawahannya.

Karena, keputusan buruk itu dibuat oleh mereka yang diputuskannya sebagai pengemban dari sebagian kewenangannya.

Jika bawahannya salah, sebetulnya sang pemimpin telah salah memilih bawahan untuk memutuskan atas namanya.

Dia menyadari sekali bahwa sebuah posisi kepemimpinan adalah posisi bagi keputusan akhir, yaitu keputusan yang harus dibuatnya secara pribadi.

Dia setia kepada yang benar.

Dalam peliknya pertentangan berbagai prioritas dan kepentingan di organisasi dan di publik yang dilayaninya, seorang pemimpin dengan jalan keemasan selalu ingat untuk kembali kepada yang benar.

Dia menyadari bahwa semua yang sulit itu datang karena pengabaian dari hal-hal yang baku. Dan yang sulit itu juga berperan sebagai pemaksa agar orang kembali kepada perilaku yang benar, bagi tercapainya perbaikan dan kebaikan berikutnya.

Itulah sebabnya dia berupaya keras menjaga tindakannya sendiri untuk setia kepada yang dituntutnya dari orang lain, karena hal itu adalah penentu tingkat hormat dari bawahannya.

Dia mengharuskan dirinya untuk melakukan yang dikatakannya,
dan mengatakan yang dilakukannya.

Dia sangat berani dalam mendirikan yang benar
dan tidak sanggup membayangkan dirinya
melakukan yang dilarangnya atas mereka yang dipimpinnya.

Jika yang dilakukannya adalah yang selain itu, tidak ada muslihat apa pun yang bisa digunakannya untuk menyembunyikan kepalsuannya.

………..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Semoga tulisan di atas dapat mendampingi upaya super Anda hari ini dan esok, untuk menjadikan kehadiran Anda dalam kehidupan ini – sebuah hadiah yang disyukuri keluarga dan masyarakat yang Anda layani.

Marilah kita tetap menjadi kekasih Tuhan, dengan menjadikan diri kita pemimpin yang setia kepada yang benar, bagi diri sendiri, bagi keluarga, dan bagi sebanyak mungkin jiwa Indonesia.